Thursday 4 October 2012

5 Hal yang sering dipertimbangkan dalam Proses Rekruitmen

0 comments
By Anne Fisher (terjemahan oleh Yulia W.A)

“Menjadi pengangguran selama 2 tahun atau lebih membuat pelamar atau calon pekerja lebih sulit untuk ditempatkan atau diterima daripada orang-orang dengan catatan criminal” kata perekrut (HRD). Gen Y, catatan : riwayat kerja juga merupakan salah satu pertimbangan utama juga.

Fortune—“ salah satu elemen yang paling membuat frustasi dalam mencari sebuah pekerjaan adalah keheningan,” catat Art papas, CEO of Boston—berdasarkan proses perekrutan pembuat Software Bullhorn. “ hal ini bisa menjadi sangat menjengkelkan ketika melamar pekerjaan pada sebuah posisi dan tidak mendengar apa-apa, bahkan tentang apakah kamu pernah dipertimbangkan untuk sebuah proses wawancara—dan jika tidak, kenapa tidak”.

Dalam sebuah usaha untuk menumpahkan/mengungkapkan beberapa kemungkinan tentang apa yang sedang dipikirkan oleh para pekerja/staff HRD ketika mereka membaca profile mu, para peneliti dalam sebuah perusahaan menanyakan kira-kira 1500 perekrut dan manajer yang mempekerjakan (HRD) untuk mengungkapkan apa saja yang membuat mereka tidak tertarik atau tidak mempekerjakan. Lima jawaban yang paling banyak :

Harapan pekerjaan. Sekitar 40 % dari survey-survey tersebut menyatakan/mengatakan bahwa tingkat keseringan seseorang berganti pekerjaan, termasuk meninggalkan pekerjaan sebelumnya kurang dari satu tahun kerja, menjadikannya (pelamar) terdisqualifikasi/tidak lolos persyaratan. Itu merupakan tantangan atau rintangan yang besar untuk masa sekarang, untuk orang-orang yang terkenal jahat/sering berganti pekerjaan, rata-rata, setiap dua tahun sekali.

Keterampilan yang sudah usang (basi). Mempunyai “kemampuan yang tidak lagi diminta atau dibutuhkan” menempatkan para pekerja tidak mempunyai daya jual—menurut satu dari tiga (31%) dari mereka yang telah disurvey, sementara 28% dikutip menjadi “di luar sentuhan teknologi tempat kerja yang modern”.

Pemecatan. Kebanyakan para perekrut dan manajer bagian HRD menempatkan pemecatan sebagai bencana besar bagi calon/kandidat untuk mendapatkan kesempatan dalam mendapatkan pekerjaan yang baru, hal ini tidak terlalu mengejutkan. Tetapi, hal lain yang kemudian muncul dalam daftar yang lebih membingungkan : sebuah penyakit atau cacat yang kronis, diikuti dengan cuti hamil, yang mana studi menyatakan bahwa “ hal ini lebih dianggap berbahaya untuk prospek karir daripada meninggalkan dunia kerja dalam rangka pendidikan atau bahkan diberhentikan atau dipecat”.

Umur. sekitar 70% dari jejak pendapat responden mengatakan bahwa calon pekerja pada usia 30 tahun lebih banyak dibutuhkan/termasuk dalam kualifikasi daripada kelompok calon pekerja di usia lain. Menariknya, meskipun, pengalaman kerja yang lama tidak lagi menjadi perhitungan akan sesuatu : headhunters dan manager yang mempekerjakan (HRD) melihat bahwa “permintaan yang lebih besar datang untuk calon pekerja pada usia 40 tahun dibandingkan dengan calon pekerja pada usia 20 tahun”.

Pengangguran. Seorang calon pekerja yang sudah tidak dipekerjakan selama 6 bulan dalam satu tahun sulit ditempatkan atau dipekerjakan, berdasar pada 36 % dari survey yang telah ada, dan 28 % mengatakan persamaan seseorang dengan segala kesenjangan dalam riwayat pekerjaannya.

Tetapi masalah yang sebenarnya mulai dari 2 tahun, “para perekrut mengakui bahwa lebih mudah bagi mereka untuk menempatkan seseorang dengan (tanpa kejahatan) catatan criminal/kejahatan di suatu pekerjaan baru daripada mempekerjakan seseorang yang tidak bekerja selama 2 tahun”, catat para perekrut. Hal itu merupakan berita yang mengecilkan, ketika kamu mempertimbangkan jumlah pengangguran di Amerika dalam jangka panjang sekarang lebih besar daripada waktu kapanpun semenjak depresi yang paling besar.

Namun, Art Papas bersikeras bahwa hal ini mungkin untuk mengatasi stigma akan pengangguran yang sudah lama berkembang. “ kita telah membicarakan dengan para perekrut yang kita sebutkan untuk orang-orang yang belum mendapatkan pekerjaan baru setelah dua tahun atau lebih menjadi pengangguran dan kita telah menanyakan kepada mereka bagaimana mereka mengatasi hal ini,” katanya. “ apa yang kami temukan tidaklah terlalu bermasalah berapa lama kamu sudah tidak bekerja atau menjadi pengangguran, seperti pertanyaan berapa lama kamu keluar dari permainan itu.”

Apa perbedaannya? “ hal ini bisa membantu untuk membangun keahlianmu dan tetap aktif dalam bidang pekerjaan sementara mencari pekerjaan yang baru, “ jelas Papas. Dengan seorang wanita dia berbicara “ ambillah kursus online, dapatkan sertifikat-sertifikat baru, lakukan magang-magang yang tidak dibayar (secara sosial) dan hadiriliah konferensi/seminar kelompok perdagangan serta acara networking lainnya, jadi dia mempunyai sesuatuyang baru untuk dibicarakan ketika dalam sebuah wawancara kerja”,katanya “untuk mencerminkan jika kamu tetap mengikuti arus dan terlibat, serta tetap membuat resumemu baru dan lebih baik, hal itu terlihat oleh pra perekrut bahwa kamu adalah orang yang mempunyai motivasi yang tinggi dan selalu maju atau bergerak”.

Papas menambahkan bahwa orang-orang yang berhenti dari kerja sering malu dengan keadaan tersebut, jadi mereka tidak bergabung atau menghubungi teman-temannya, relasi kerja dan teman kuliah untuk mencaritahu tentang kemungkinan adanya sebuah peluang kerja “tidak ada satupun yang memalukan tentang pengangguran, ketika 23 juta orang lainnya juga mengalami hal yang sama”, katanya “ dan networking (jaringan) dan referrals adalah salah satu jalan untuk mendapatkan pekerjaan selanjutnya. Orang-orang mau membantu. Seringkali, membuat hubungan atau telpon pertama kepada seseorang (dalam jaringanmu) adalah yang paling berat atau sulit. Akan tetapi ketika kamu sudah melewatinya, maka seterusnya akan lebih mudah.    


Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...